Langsung ke konten utama

Model Pembelajaran Kurikulum 2013 (bag.3)

Skema PBL
InfoDunia-pendidikan.blogspot.com. Model Pembelajaran Kurikulum 2013 : Problem Based Learning (Pembelajaran Berbasis Masalah) Assalamualaikum... Setelah sebelumnya kita membahas mengenai Model Pembelajaran Penemuan (Discovery Learning). Pada Kesempatan ini admin IDP (info Dunia pendidikan) akan share lagi tentang salah satu model pembelajaran yang cocok untuk diterapkan pada kurikulum 2013. Model Pembelajaran kali ini adalah Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning). Berikut penjelasan rinciannya.
a. Pengertian

Problem Based Learning (PBL) adalah model pembelajaran yang dirancang agar peserta didik mendapat pengetahuan penting, yang membuat mereka mahir dalam memecahkan masalah, dan memiliki model belajar sendiri serta memiliki kecakapan berpartisipasi dalam tim. Proses pembelajarannya menggunakan pendekatan yang sistemik untuk memecahkan masalah atau menghadapi tantangan yang nanti diperlukan dalam kehidupan sehari-hari.

b. Konsep

Pembelajaran berbasis masalah merupakan sebuah model pembelajaran yang menyajikan masalah kontekstual sehingga merangsang peserta didik untuk belajar. Dalam kelas yang menerapkan pembelajaran berbasis masalah, peserta didik bekerja dalam tim untuk memecahkan masalah dunia nyata (real world). Pembelajaran berbasis masalah merupakan suatu modelpembelajaran yang menantang peserta didik untuk “belajar bagaimana belajar”, bekerja secara berkelompok untuk mencari solusi dari permasalahan dunia nyata. Masalah yang diberikan ini digunakan untuk mengikat peserta didik pada rasa ingin tahu pada pembelajaran yang dimaksud. Masalah diberikan kepada peserta didik, sebelum peserta didik mempelajari konsep atau materi yang berkenaan dengan masalah yang harus dipecahkan.

Ada lima strategi dalam menggunakan model pembelajaran berbasis masalah (PBL) yaitu:

1) Permasalahan sebagai kajian.

2) Permasalahan sebagai penjajakan pemahaman

3) Permasalahan sebagai contoh

4) Permasalahan sebagai bagian yang tak terpisahkan dari proses

5) Permasalahan sebagai stimulus aktivitas autentik

Peran guru, peserta didik dan masalah dalam pembelajaran berbasis masalah dapat digambarkan sebagai berikut.

Guru sebagai pelatih
Peserta didik sebagai problem solver
Masalah sebagai awal tantangan dan motivasi
-    Asking about thinking (bertanya tentang pemikiran)
-    memonitor pembelajaran
-    probbing ( menantang peserta didik untuk berfikir )
-    menjaga agar peserta didik terlibat
-    mengatur dinamika kelompok
-    menjaga berlangsungnya proses
-          peserta yang aktif
-          terlibat langsung dalam pembelajaran
-          membangun pembelajaran
-          menarik untuk dipecahkan
-          menyediakan kebutuhan yang ada hubungannya dengan pelajaran yang dipelajari

c. Tujuan dan hasil dari model pembelajaran berbasis masalah ini adalah:

1) Keterampilan berpikir dan keterampilan memecahkan masalah

Pembelajaran berbasis masalah ini ditujukan untuk mengembangkan keterampilan berpikir tingkat tinggi.

2) Pemodelan peranan orang dewasa.

Bentuk pembelajaran berbasis masalah penting menjembatani gap antara pembelajaran sekolah formal dengan aktivitas mental yang lebih praktis yang dijumpai di luar sekolah. Aktivitas-aktivitas mental di luar sekolah yang dapat dikembangkan adalah :

- PBL mendorong kerjasama dalam menyelesaikan tugas.

- PBL memiliki elemen-elemen magang. Hal ini mendorong pengamatan dan dialog dengan yang lain sehingga peserta didik secara bertahap dapat memi peran yang diamati tersebut.

- PBL melibatkan peserta didik dalam penyelidikan pilihan sendiri, yang memungkinkan mereka menginterpretasikan dan menjelaskan fenomena dunia nyata dan membangun femannya tentang fenomena itu.

3) Belajar Pengarahan Sendiri (self directed learning)

Pembelajaran berbasis masalah berpusat pada peserta didik. Peserta didik harus dapat menentukan sendiri apa yang harus dipelajari, dan dari mana informasi harus diperoleh, di bawah bimbingan guru.

d. Model PBL mengacu pada hal-hal sebagai berikut :

1) Kurikulum : PBL tidak seperti pada kurikulum tradisional, karena memerlukan suatu strategi sasaran di mana proyek sebagai pusat.

2) Responsibility : PBL menekankan responsibility dan answerability para peserta didik ke diri dan panutannya.

3) Realisme : kegiatan peserta didik difokuskan pada pekerjaan yang serupa dengan situasi yang sebenarnya. Aktifitas ini mengintegrasikan tugas autentik dan menghasilkan sikap profesional.

4) Active-learning : menumbuhkan isu yang berujung pada pertanyaan dan keinginan peserta didik untuk menemukan jawaban yang relevan, sehingga dengan demikian telah terjadi proses pembelajaran yang mandiri.

5) Umpan Balik : diskusi, presentasi, dan evaluasi terhadap para peserta didik menghasilkan umpan balik yang berharga. Ini mendorong kearah pembelajaran berdasarkan pengalaman.

6) Keterampilan Umum : PBL dikembangkan tidak hanya pada ketrampilan pokok dan pengetahuan saja, tetapi juga mempunyai pengaruh besar pada keterampilan yang mendasar seperti pemecahan masalah, kerja kelompok, dan self-management.

7) Driving Questions : PBL difokuskan pada permasalahan yang memicu peserta didik berbuat menyelesaikan permasalahan dengan konsep, prinsip dan ilmu pengetahuan yang sesuai.

8) Constructive Investigations : sebagai titik pusat, proyek harus disesuaikan dengan pengetahuan para peserta didik.

9) Autonomy : proyek menjadikan aktifitas peserta didik sangat penting.
e. Prinsip Proses Pembelajaran PBL

Prinsip-prinsip PBL yang harus diperhatikan meliputi konsep dasar, pendefinisian masalah, pembelajaran mandiri, pertukaran pengetahuan dan penialainnya

Konsep Dasar (Basic Concept)

Pada pembelajaran ini fasilitator dapat memberikan konsep dasar, petunjuk, referensi, atau link dan skill yang diperlukan dalam pembelajaran tersebut. Hal ini dimaksudkan agar peserta didik lebih cepat mendapatkan ‘peta’ yang akurat tentang arah dan tujuan pembelajaran. Konsep yang diberikan tidak perlu detail, diutamakan dalam bentuk garis besar saja, sehingga peserta didik dapat mengembangkannya secara mandiri secara mendalam.

Pendefinisian Masalah (Defining the Problem)

Dalam langkah ini fasilitator menyampaikan skenario atau permasalahan dan dalam kelompoknya peserta didik melakukan berbagai kegiatan. Pertama, brainstormingdengan cara semua anggota kelompok mengungkapkan pendapat, ide, dan tanggapan terhadap skenario secara bebas, sehingga dimungkinkan muncul berbagai macam alternatif pendapat. Kedua, melakukan seleksi untuk memilih pendapat yang lebih fokus. ketiga, menentukan permasalahan dan melakukan pembagian tugas dalam kelompok untuk mencari referensi penyelesaian dari isu permasalahan yang didapat. Fasilitator memvalidasi pilihan-pilihan yang diambil peserta didik yang akhirnya diharapkan memiliki gambaran yang jelas tentang apa saja yang mereka ketahui, apa saja yang mereka tidak ketahui, dan pengetahuan apa saja yang diperlukan untuk menjembataninya.

Pembelajaran Mandiri (Self Learning)

Setelah mengetahui tugasnya, masing-masing peserta didik mencari berbagai sumber yang dapat memperjelas isu yang sedang diinvestigasi misalnyadari artikel tertulis di perpustakaan, halaman web, atau bahkan pakar dalam bidang yang relevan. Tujuan utama tahap investigasi, yaitu: (1) agar peserta didik mencari informasi dan mengembangkan pemahaman yang relevan dengan permasalahan yang telah didiskusikan di kelas, dan (2) informasi dikumpulkan untuk dipresentasikan di kelas relevan dan dapat dipahami.

Pertukaran Pengetahuan (Exchange knowledge)

Setelah mendapatkan sumber untuk keperluan pendalaman materi secara mandiri, pada pertemuan berikutnya peserta didik berdiskusi dalam kelompoknya dapat dibantu guru untuk mengklarifikasi capaiannya dan merumuskan solusi dari permasalahan kelompok. Langkah selanjutnya presentasi hasil dalam kelas dengan mengakomodasi masukan dari pleno, menentukan kesimpulan akhir, dan dokumentasi akhir. Untuk memastikan setiap peserta didik mengikuti langkah ini maka dilakukan dengan mengikuti petunjuk.

Penilaian (Assessment) 
Penilaian dilakukan dengan memadukan tiga aspek pengetahuan (knowledge), kecakapan (skill), dan sikap (attitude). Penilaian terhadap penguasaan pengetahuan yang mencakup seluruh Penilaian terhadap kecakapan dapat diukur dari penguasaan alat bantu pembelajaran, baik software, hardware, maupun kemampuan perancangan dan pengujian. Sedangkan penilaian terhadap sikap dititikberatkan pada penguasaan soft skill, yaitu keaktifan dan partisipasi dalam diskusi, kemampuan bekerjasama dalam tim, dan kehadiran dalam pembelajaran. Bobot penilaian untuk ketiga aspek tersebut ditentukan oleh guru mata pelajaran yang bersangkutan.
 
Problem Based Learning (PBL)






Demikianlah pembahasan kali ini mengenai Model Pembelajaran Kurikulum 2013 : Problem Based Learning (Pembelajaran Berbasis Masalah). Jika ada yang ingin ditanyakan silakan berkomentar di bawah.
Semoga bermanfaat.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ceritaku : Tantangan Seorang Guru

Info Dunia Pendidikan -Artikel Ceritaku : tantangan seorang guru ini adalah artikel pembuka dari blog ini. Menjadi seorang guru atau pendidik merupakan cita-cita bagi sebagian anak, bagi sebagian seorang. Ketika masih kecil, mungkin sebagian kita ketika ditanya "ingin jadi apa nanti?", akan menjawab "jadi guru". Namun Benarkah ini merupakan keinginan kita setelah dewasa? Sayang sekali sebenarnya saya bukan salah satu anak yang menjawab begitu. Namun ketika dewasa ternyata nasib membawa kepada profesi guru :) Realita kadang tak seindah apa yang dibayangkan, ketika anak-anak diberikan "gambaran" begitu mulianya sang guru, namun ketika telah masuk ke dalam dunia pendidikan, semua gambaran tersebut berganti. sosok guru hanyalah sebagai sebuah "pekerjaan untuk bisa dapat uang." Maka tidak heran jika anak kuliahan diarahkan untuk menjadi guru agar mudah mendapat pekerjaan, pasti bekerja, tidak menganggur, peluang jadi PNS besar. Namun setelah dijalani...

Komentar Yohanes Surya tentang PR Matematika kelas 2 SD

infodunia-pendidikan.blogspot.com . Belakangan di dunia maya (internet) dihebohkan oleh kasus anak kelas dua SD (dramatisir dikit, hehe..). Dimana Anak ini diberikan PR 4x4x4x4x4x4 = ... x ...  Sebenarnya ini masalah PR matematika SD tersebut sepele bagi sebagian orang namun belakangan entah kenapa jadi heboh, mungkin karena kedua pihak saling "kekeuh" dalam mempertahankan argumen masing-masing tanpa mau berpikiran sedikit lebih terbuka. Di bawah ini screenshoot dari PR anak tersebut. heboh PR matematika SD menurut saya pribadi sih, kebetulan juga sebagai pengajar matematika juga, semestinya jawaban tersebut tidak serta merta disalahkan, walaupun kita hendak mengajarkan konsep yang benar dan konsep tersebut masih belum dipahami oleh siswa. Guru bisa saja memberikan nilai separuh dari jawaban yang betul, sehingga sang anak juga jadi lebih termotivasi untuk mendapatkan nilai utuh dengan menggunakan konsep yang kita ajarkan. Karena jika hasil kerjanya serta merta tidak ada nil...

Download RPP Silabus Adm Perkantoran (Lengkap)

RPP Silabus SMK Lengkap InfoDunia-Pendidikan.blogspot.com. Assalamualaikum... Bagaimana kabar sobat sekalian ? Semoga dalam keadaan baik. Pada kesempatan kali ini Admin ingin share perangkat mengajar berupa Silabus dan RPP . Kali ini Silabus dan RPP untuk SMK Jurusan Administrasi Perkantoran. Karena kebetulan juga admin pada semester ini diberikan amanah untuk mengajar di jurusan administrasi perkantoran, sehingga admin sedikit banyak juga mencari perangkat mengajarnya. agak sulit untuk mencari perangkat ini. Namun Alhamdulillah... tidak sengaja ketika mencari materi akhirnya ketemu perangkat  RPP Silabus Administrasi Perkantoran yang cukup lengkap. Jadi sekalian saja saya share di sini. Kenapa saya katakan lengkap, karena hampir semua mata pelajaran produktif Administrasi perkantoran telah ada di dalamnya. Baca Juga : Download RPP Matematika SMK Teknik Kelas X Isi dari paket ini adalah: Bekerja sama degan kolega Berkomunikasi melalui telepon Melakukan Prosedur Administrasi Me...